Bale Kulkul



0 komentar
Bale Kulkul yang biasanya terletak di sudut pada suatu tempat atau pura yang ada di Bali,biasanya terbuat dari kayu yang terpilih guna menghasilkan suara yang di inginkan.Kulkul memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Bali di dalam berkehidupan bermasyarakat Lokal di Bali.Kulkul bisa di gunakan sebagai alat Kumunikasi dalam keseharian masyarakat,semisal ketika ada kegiatan di banjar maupun di Pura. de
ngan membunyikan Kulkul tersebut Masyarakat langsung mengetahui akegiatan yang mereka harus persiapkan. ini terbersit dalam suara atau pukulan yang memiliki perbedaan suara atau bunyi di dalam setiap ketukanya. Ketika dalam suatu Masyarakat terjadi kebakaran dan kegiatan agama maupun kegiatan sosial kemasyarakatan seperti halnya Gotong Royong. Bunyi dari Kulkul ini sudah memiliki perbedaan arti dan bunyi.

Kulkul terbuat darikayu, yang mempunyai maksud agar pemikiran (dalam bahasa Bali disebut kayun para anggota benar-benar menyatu dalam alat komunikasi tradisional tersebut. Maka tidak mengherankan kalau setiap Bale Banjar, Pura dan kompleks bangunan tertentu seperti hotel, restaurant. Di Bali terdapat Bale Kulkul : tempat menggantungkan kentongan sebagai sarana integrasi dan mengumumkan sesuatu peristiwa yang sedang dan akan terjadi lewat kode/simbol suara kentongan.

Pada umumnya jumlah kentongan yang digantung pada Bale kulkul yang ada di Bali adalah dua buah. ini maksudnya untuk mencerminkan dan jenis kelamin anggota organisasi tersebut yaitu terdiri dan lelaki dan perempuan. Apabila kegiatan ini hanya melibatkan anggota perempuan, maka yang akan dibunyikan adalah kentongan yang beridentitas perempuan. Demikian pula sebaliknya apabila kegiatan hanya melibatkan anggota laki-laki, maka kentongan yang dibunyikan adalah kentongan yang beridentitas laki-laki. Tetapi kalau kegiatan melibatkan laki perempuan, maka kedua kentongan yang harus dibunyikan. Untuk membedakan antara kedua jenis kentongan menurut identitasnya dapat dilihat bahwa dari ukuran besar kecil, suara penabuhnya.

Berbeda dengan peristiwa alam seperti kebanjirari, kebakaran, gerhana, tidak dibuat aturan yang ketat untuk memulai membunyikannya. Demikian pula dalam peristiwa kecelakaan seperti kecurian, pembunuhan, atau hewan hilang tidak ada aturan kentongan yang mana harus dibunyikan pertama kali, diperhatikan adalah kode/simbol suaranya umumnya dengan bunyi dengan istilah kulkul bulus, namun demikian harapananggota diusahakan membunyikan kentongan yang bisa menimbulkan suara yang lebih menjangkau ke tempat yang jauh

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post