Topeng sidakarya



0 komentar

Topeng Sidakarya ritual keagamaan tradisi umat Hindu di Bali, pertunjukan Topeng Sidakarya merupakan bagian tak terpisahkan kaitannya sebagai pelengkap dalam pencapaian kesempurnaan suksesnya sebuah yadnya. Bagaimana sesungguhnya sejarah Topeng Sidakarya berkaitan dengan upacara keagamaan yang berfungsi untuk menyukseskan upacara yang sedang digelar.
Dalam sumber tertulis yang mengungkap sejarah Dalem Sidakarya adalah "Lontar Bebali Sidakarya" yang merupakan koleksi dari Ida Pedanda Gede Nyoman Gunung dari Biau, Desa Muncan, Karangasem. Secara ringkas dituturkan bahwa Ida Dalem Sidakarya adalah seorang Brahmana wulaka keturunan sakya dari Keling atau disebut dengan Brahmana Keling. Brahmana Keling ini merupakan putra dari Dang Hyang Kayu Manis yang merupakan nabe dari Ida Dalem Waturenggong yang menjadi raja di Bali yang berkedudukan di Gelgel, Klungkung.

Sebelum pergi ke Bali, Brahmana Keling pernah memimpin upacara selamatan dengan sukses di Madura. Sekembalinya ke Jawa, ketika beliau sedang asyik menikmati panorama Selat Bali, datanglah ayah beliau (Dang Hyang Kayu Manis) yang baru datang dari Gelgel, Bali, dimana Keraton Gelgel Klungkung diperintah oleh Dalem Waturenggong. Mendengarkan hal itu, maka Brahmana Keling segera pergi ke Bali. sampailah beliau di Keraton Gelgel, Klungkung. Namun Keraton Gelgel sangat sepi karena Dalem Waturenggong saat itu berada di Pura Besakih. Brahmana Keling langsung menuju Pura Besakih ingin bertemu dengan saudaranya, Dalem Waturenggong. Namun sayang sekali Brahmana ini tidak diakui sebagai saudara karena melihat pakaiannya yang compang-camping -- dikira orang gila, bahkan diusir dengan paksa.Sebelum meninggalkan Pura Besakih karena diusir, Brahmana Keling sempat mengutuk supaya upacara yang diselenggarakan tidak berhasil dan tertimpa bencana. Akhirnya Pulau Bali diserang wabah dan hama. Berkenaan dengan bencana ini, Dang Hyang Nirartha menghaturkan upakara untuk memohon keselamatan, tapi permohonan ini tidak berhasil.
Dengan kegagalan ini maka Dang Hyang Nirartha, setelah mengadakan pertemuan, baru teringat dengan Brahmana yang mengaku saudara itu, dan dusuruhlah Dalem Waturenggong untuk memanggilnya kembali. Kemudian Dalem Waturenggong mengutus rakyatnya mencari Brahmana Keling sampai ketemu, dan akhirnya Brahmana Keling dijumpai di Bandanda Negara yang sekarang disebut Desa Sidakarya dimana Pura Mutering Jagat Sidakarya berada.
Setibanya Brahmana Keling di Pura Besakih, Dalem Waturenggong memohon belas kasihannya agar Pulau Bali dikembalikan seperti semula, tidak ada bencana dan hama. Begitu pula karya atau upacara agama dapat berlangsung dengan baik, dengan janji akan menerima Brahmana Keling sebagai saudara.

sumber:hindu-indonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post