Woman and Activity



0 komentar

Saat berjalan di salah satu pasar tradisional di amlapura,..terhenyuh melihat wanita-wanita separuh baya menjajakan daganganya dengan penuh semangat. terlihat harapan mereka agar semua jajakannya cepat laku untuk segera pulang berkumpul dengan keluarga tercinta. entah seberapa besar hasil atau untung yang mereka dapatkan,kubaca dari raut wajah polosnya, apapun itu mereka mensyukurinya sebagai nikmat hari ini. Esok entalah...

Jual Ikan di Ujung Usia



0 komentar

Di ujung usia seorang wanita tua masih semangat dalam menjajakan Iakn daganganya di pasar tradisional Kota Amlapura.

Senja..



0 komentar
Senjapun tiba,saatnyapun telah tiba...

Bunga Keabadian



2 komentar
Bunga ini biasanya di namakan bunga ABADI,bunga yang tak pernah layu walau berganti musim sekalipun. entah di Daerah atau tempat lain namanya apa...

Besakih Temple in The Night



0 komentar
Besakih adalah Pura Yang terbesar dan tertua di Bali.Yang di perkirakan di Bangun pada abad Ke VIII oleh seorang Maha Resi Yang datang dari Jawa.
Menelusuri Pura Besakih membuat ke kagumanku akan Arsitektur Zaman itu yang hingga sekarang masih berdiri kokoh tidak termakan usia.mencoba mengabadikan Sudut sudut Pura besakih pada malam hari membuat hati merinding mengingat dan merasakan suasana Spritual dan daya magis Pura yang sangat kuat aku rasakan. suatu suasana yang berbeda yang biasanya menikmatinya pada siang hari.
apalagi bagi mereka yang memiliki kepekaan spiritual yang lebih,tentunya menghabiskan malam sambil melakukan samadi di Pura Besakih adalah pilihan Bijak.

Bale Kulkul



0 komentar
Bale Kulkul yang biasanya terletak di sudut pada suatu tempat atau pura yang ada di Bali,biasanya terbuat dari kayu yang terpilih guna menghasilkan suara yang di inginkan.Kulkul memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Bali di dalam berkehidupan bermasyarakat Lokal di Bali.Kulkul bisa di gunakan sebagai alat Kumunikasi dalam keseharian masyarakat,semisal ketika ada kegiatan di banjar maupun di Pura. de
ngan membunyikan Kulkul tersebut Masyarakat langsung mengetahui akegiatan yang mereka harus persiapkan. ini terbersit dalam suara atau pukulan yang memiliki perbedaan suara atau bunyi di dalam setiap ketukanya. Ketika dalam suatu Masyarakat terjadi kebakaran dan kegiatan agama maupun kegiatan sosial kemasyarakatan seperti halnya Gotong Royong. Bunyi dari Kulkul ini sudah memiliki perbedaan arti dan bunyi.

Kulkul terbuat darikayu, yang mempunyai maksud agar pemikiran (dalam bahasa Bali disebut kayun para anggota benar-benar menyatu dalam alat komunikasi tradisional tersebut. Maka tidak mengherankan kalau setiap Bale Banjar, Pura dan kompleks bangunan tertentu seperti hotel, restaurant. Di Bali terdapat Bale Kulkul : tempat menggantungkan kentongan sebagai sarana integrasi dan mengumumkan sesuatu peristiwa yang sedang dan akan terjadi lewat kode/simbol suara kentongan.

Pada umumnya jumlah kentongan yang digantung pada Bale kulkul yang ada di Bali adalah dua buah. ini maksudnya untuk mencerminkan dan jenis kelamin anggota organisasi tersebut yaitu terdiri dan lelaki dan perempuan. Apabila kegiatan ini hanya melibatkan anggota perempuan, maka yang akan dibunyikan adalah kentongan yang beridentitas perempuan. Demikian pula sebaliknya apabila kegiatan hanya melibatkan anggota laki-laki, maka kentongan yang dibunyikan adalah kentongan yang beridentitas laki-laki. Tetapi kalau kegiatan melibatkan laki perempuan, maka kedua kentongan yang harus dibunyikan. Untuk membedakan antara kedua jenis kentongan menurut identitasnya dapat dilihat bahwa dari ukuran besar kecil, suara penabuhnya.

Berbeda dengan peristiwa alam seperti kebanjirari, kebakaran, gerhana, tidak dibuat aturan yang ketat untuk memulai membunyikannya. Demikian pula dalam peristiwa kecelakaan seperti kecurian, pembunuhan, atau hewan hilang tidak ada aturan kentongan yang mana harus dibunyikan pertama kali, diperhatikan adalah kode/simbol suaranya umumnya dengan bunyi dengan istilah kulkul bulus, namun demikian harapananggota diusahakan membunyikan kentongan yang bisa menimbulkan suara yang lebih menjangkau ke tempat yang jauh

Buah Gung-Gung



3 komentar

Gung-Gung merupakan buah yang unik mirip Strawberry,rasanyapun hampir mirip. buah ini biasanya dapat di temui di Pedesaan pada semak belukar. namun sekarang sudah sangat jarang kita temui,tapi kalau kita menyusuri rerumputan jarang jarang buah ini masih bisa kita temui. teringat masa kecil dulu,sehabis bermain dengan teman-teman masa kecil dulu suka sekali menikmati rasa buah kecil ini.apa lagi pada saat musim kemarau,mendapatkan dan mecicipi bisa untuk menghilangkan haus dan dahaga sehabis seharian bermain dengan teman permainan semasa kecil dulu.

Tawa dalam Kekusukan



0 komentar

Keceriaan anak-anak tidak di batasi ruang dan waktu...
Semoga tawa itu tetap sampai nanti...

Lonely...



0 komentar

Kesendirian mengusir rasa jenuh saat saat menunggu upacara di mulai. kesabaran selu di uji,apa lagi kesabaran yang di imbangi dengan keiklasan.

Gelung Agung



0 komentar

Gelung Agung atau kori Agung adalah sebuah Pintu masuk yang berbentuk candi yang berbentuk Gelung atau melingkar/kurung pada sisi atapnya. Gelung Agung atau Kuri Agung, yaitu pintu untuk keluar masuk menuju ke Mandala atau halaman berikutnya dan mandala- mandala di atasnya. Gelung Agung merupakan Pintu masuk pembatas halaman atau mandala pada suatu Pura untuk menuju ke halaman atau mandala berikutnya.

Wanita bali dan Banten



0 komentar

Topeng sidakarya



0 komentar

Topeng Sidakarya ritual keagamaan tradisi umat Hindu di Bali, pertunjukan Topeng Sidakarya merupakan bagian tak terpisahkan kaitannya sebagai pelengkap dalam pencapaian kesempurnaan suksesnya sebuah yadnya. Bagaimana sesungguhnya sejarah Topeng Sidakarya berkaitan dengan upacara keagamaan yang berfungsi untuk menyukseskan upacara yang sedang digelar.
Dalam sumber tertulis yang mengungkap sejarah Dalem Sidakarya adalah "Lontar Bebali Sidakarya" yang merupakan koleksi dari Ida Pedanda Gede Nyoman Gunung dari Biau, Desa Muncan, Karangasem. Secara ringkas dituturkan bahwa Ida Dalem Sidakarya adalah seorang Brahmana wulaka keturunan sakya dari Keling atau disebut dengan Brahmana Keling. Brahmana Keling ini merupakan putra dari Dang Hyang Kayu Manis yang merupakan nabe dari Ida Dalem Waturenggong yang menjadi raja di Bali yang berkedudukan di Gelgel, Klungkung.

Sebelum pergi ke Bali, Brahmana Keling pernah memimpin upacara selamatan dengan sukses di Madura. Sekembalinya ke Jawa, ketika beliau sedang asyik menikmati panorama Selat Bali, datanglah ayah beliau (Dang Hyang Kayu Manis) yang baru datang dari Gelgel, Bali, dimana Keraton Gelgel Klungkung diperintah oleh Dalem Waturenggong. Mendengarkan hal itu, maka Brahmana Keling segera pergi ke Bali. sampailah beliau di Keraton Gelgel, Klungkung. Namun Keraton Gelgel sangat sepi karena Dalem Waturenggong saat itu berada di Pura Besakih. Brahmana Keling langsung menuju Pura Besakih ingin bertemu dengan saudaranya, Dalem Waturenggong. Namun sayang sekali Brahmana ini tidak diakui sebagai saudara karena melihat pakaiannya yang compang-camping -- dikira orang gila, bahkan diusir dengan paksa.Sebelum meninggalkan Pura Besakih karena diusir, Brahmana Keling sempat mengutuk supaya upacara yang diselenggarakan tidak berhasil dan tertimpa bencana. Akhirnya Pulau Bali diserang wabah dan hama. Berkenaan dengan bencana ini, Dang Hyang Nirartha menghaturkan upakara untuk memohon keselamatan, tapi permohonan ini tidak berhasil.
Dengan kegagalan ini maka Dang Hyang Nirartha, setelah mengadakan pertemuan, baru teringat dengan Brahmana yang mengaku saudara itu, dan dusuruhlah Dalem Waturenggong untuk memanggilnya kembali. Kemudian Dalem Waturenggong mengutus rakyatnya mencari Brahmana Keling sampai ketemu, dan akhirnya Brahmana Keling dijumpai di Bandanda Negara yang sekarang disebut Desa Sidakarya dimana Pura Mutering Jagat Sidakarya berada.
Setibanya Brahmana Keling di Pura Besakih, Dalem Waturenggong memohon belas kasihannya agar Pulau Bali dikembalikan seperti semula, tidak ada bencana dan hama. Begitu pula karya atau upacara agama dapat berlangsung dengan baik, dengan janji akan menerima Brahmana Keling sebagai saudara.

sumber:hindu-indonesia.com

Embun Pagi dan Jepun Bali



0 komentar

Jukung



0 komentar

Jepun Bali



0 komentar


0 komentar

Sarad



0 komentar

Banten Buah



0 komentar

Pencari Kayu di Gunung Agung



0 komentar

Pencari Kayu di Gunung Agung masih di lakukan bagi sebagian penduduk di sekitar Gunung Agung. entah untuk kebutuhan sehari hari atau untuk memenuhi kebutuhan lain yang tampa menghiraukan dampak dari kerusakan hutan di sekitar Gunung Agung. Sungguh tidak bisa di bayangkan kalau hal seperti ini sampai terus berlanjut,yang dampaknya akan di rasakan oleh hampir sebagian penduduk yang bertempat tinggal di daerah pegunungan. Banjir dan Tanah longsor pasti terus mengancam bila kesadaran merusak Alam tidak diakhiri. semoga Pencari Kayu hanya untuk kebutuhan dirinya saja hingga tampa harus merusak Alam yang berkelanjutan.

Ngayah



0 komentar

Ayamku



0 komentar

API



0 komentar

Api sering di gunakan dalam ritual keagamaan hindu Bali. salah satunya dalam yadnya atau upacara MECARU.Setiap upacara agama yang berdasarkan Veda selalu ada lima unsur yang memvisualkan nilai-nilai suci upacara agama Hindu. Lima unsur tersebut adalah Mantra, Tantra, Yantra, Yadnya dan Yoga. Yantra itu berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya alat atau sarana dalam bentuk simbol.
Dalam kitab Samhita Swara disebutkan, arti kata caru adalah cantik atau harmonis. Mengapa upacara Butha Yadnya itu disebut caru. Hal itu disebabkan salah satu tujuan Butha Yadnya adalah untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam lingkunganya. Dalam kitab Sarasamuscaya 135 disebutkan, bahwa untuk menjamin terwujudnya tujuan hidup mendapatkan Dharma, Artha, Kama dan Moksha, terlebih dahulu harus melakukan Butha Hita. Butha Hita artinya menyejahtrakan alam lingkungan.

ButhaYadnya pada hakekatnya merawat lima unsur alam yang disebut panca maha butha (tanah, air, api, udara dan ether). Kalau kelima unsur alam itu berfungsi secara alami, maka dari kelima unsur itulah lahir tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itulah sebagai bahan dasar makanan hewan dan manusia. Kalau keharmonisan kelima unsur alam itu terganggu maka fungsinya pun juga akan terganggu. Dalam Bhagawadgita III.14 disebutkan tentang proses berkembangnya makhluk hidup dari makanan. Dari hujan datangnya makanan. Hujan itu datang dari Yadnya. yadnya itu adalah Karma.

Wanita Bali



0 komentar

Wanita Bali dalam rutinitas keseharianya membuat sarana upakara di dalam persiapan upacara ke agamaan.

Pantai Karang



0 komentar

Pada suatu pagi dalam kesendirian di Pantai KARANG Sanur.

EMBUNG



0 komentar

EMBUNG merupakan tempat penampungan air yang pada umumnya berbentuk bak air dalam ukuran yang cukup besar. EMBUNG Besakih terletak pada ketinggian kurang lebih 1100 mt dari permukaan laut di sebelah timur Pura Pengubengan Besakih,sebelah timur laut Pura Penataran Agung Besakih.Namun untuk saat ini Embung ini belum di manfaatkan secara maksimal karena beberapa penunjang seperti Pipa air yang belum terpasang guna mengalirkan air ke rumah penduduk setempat. Semoga keinginan penduduk setempat segera terialisasi hingga kebutuhan air bagi warga setempat dapat terpenuhi.
newer post